CARA MENYIAPKAN PERALATAN PENCUCUKAN
MENYIAPKAN PERALATAN PENCUCUKAN
A. Pengetahuan dasar yang diperlukan dalam menyiapkan peralatan pencucukan benang lusi dari beam ke dropper, mata gun dan sisir tenun
1. Pengertian pencucukan
Pencucukan adalah proses memasukkan benang lusi pada dropper, gun – gun dan sisir tenun.
2. Metoda pencucukan
Berdasarkan cara melakukan pencucukan, maka proses mencucuk dapat dilanjutkan dengan
a. Mencucuk dengan tangan
Metoda ini merupakan cara terbaik untuk mempertahankan kualitas kain yang akan dihasilkan
Pada pencucukan dengan tangan, dapat dilakukan oleh satu orang atau dua orang operator. Apabila dilakukan oleh dua orang operator, satu orang bertugas sebagai yang menyuapkan benang dan operator yang lainnya sebagai pencucuk.
b. Pencucukan dengan mesin
Proses mencucuk dengan mesin menggunakan mesin dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi tenaga operator. Hal ini dilakukan biasanProses mencucuk dengan mesin menggunakan mesin dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi tenaga operator. Hal ini dilakukan biasanya karena upah buruh yang tinggi, terlihat meskipun mesin tersebut sudah bekerja secara otomatis, tetapi masih memerlukan seorang operator.
3. Kartu proses
Kartu proses merupakan formulir yang memuat informasi tentang jumlah benang lusi pada beam yang akan dicucuk, jenis cucukan dan cara pengaturan cucukan gun, informasi lainnya yang berkaitan dengan konstruksi kain tenun yang akan dibuat.
4. Cara membaca kartu proses
· Ne 30/2 cotton, artinya benang lusi yang akan dicucuk bernomor 30, benang gintir rangkap 2, bahan serat kapas.
· Ne 30 cotton, artinya benang yang akan dijadikan benang pakan bernomor 30, benang tunggal.
· Angka 48, artinya kerapatan benang lusi pada kain 48 helai/inch
· Angka 37, artinya kerapatan benang pakan pada kain 37 helai/inch
· Cucukan untuk pinggir kain (1-2, 3-4, 5-6, 7-8) (2x) @ 2 helai, artinya benang – benang lusi pada bagian kedua pinggir kain, bagian kiri dan kanan, dicucuk pada gun secara berurut (cucukan lurus), mulai dari kawat gun 1 dari gun 1, kawar gun 1 dari gun 2, kawat kawat gun 1 dari gun 3, dan seterusnya sampai kawat gun 1 dari gun 8, masing – masing lubang kawat gun bagian tengah (mata gun) dicucuk 2 helai tiap lubangnya, pencucukan dengan cara tersebut diulangi lagi dengan cara yang sama untuk kedua kalinya pada kedua sisir pinggir kain.
· Cucukan untuk bagian badan kain,, sama menggunakan cucukan lurus, tetapi diatur berkelompok – kelompok, (1 2, 3 4) 15x, artinya benang – benang lusi pada bagian badan kain dicucuk pada gun 1-2-3-4 sebanyak 15 kali, 5-6-7-8 sebanyak 4 kali, dan seterusnya. Masing – masing lubang kawat gun dicucuk 1 helai benang lusi.
· Jumlah lusi total 2400 helai, artinya benang – benang yang terdapat pada beam tenun berjumlah 2400 helai benang lusi.
· Pick gear 37 T, artinya untuk mendapatkan kerapatan benang pakan pada kain 37 helai/inch, digunakan gigi pick 37 gigi.
· Gambar kotak- koatk hitam – putih, artinya anyaman kain merupakan anyaman polos (plain).
1. Peralatan pencucukan
Peralatan kerja pencucukan dengan tangan terdiri dari :
a. Alat cucuk gun (reaching hook)
b. Alat cucuk sisir (denthing hook)
Gun,dropper dan sisir tenun
a. Gun
berbentuk kawat flat baja dengan ukuran tertentu. Gun ini berfungsi sebagai tempat benang lusi dicucukkan. Bentuk dan ukuran gun bermacam – macam sesuai dengan jeni mesin tenun dan nomor benang yang akan dicucukan.
b. Dropper
adalah berbentuk flat tipis yang di coating dengan lapisan anti karat, dengan ketebalan, tinggi, bentuk dan berat tertentu yang menyesuaikan dengan jenis benang, nomor benang yang akan ditenun. Dropper ini berfungsi sebagai penjaga benang putus pada mesin tenun.
c. Sisir tenun
adalah alat untuk mengukur kerapatan benang lusi pada kain dan juga berfungsi untuk merapatkan benang pakan ke ujung kain pada alat tenun. Sisir tenun terdiri dari jajaran plat- plat baja tipis yang diatur jarak antar plat sehingga terdapat lubang – lubang celah sisir dimana benang – benang lusi dicucukkan melewatinya.
Sisir tenun memiliki jumlah lubang setiap satuan panjang tertentu. Oleh karena itu, sisir tenun diberi nomor untuk membedakan jumlah lubang setiap satuan panjangnya. Jumlah lubang setiap satuan panjang menentukan kerapatan benang lusi pada kain tenunnya. Misalnya sisir tenun nomor 60, artinya setiap panjang 2 inch, sisir tersebut memiliki jumlah lubang celah sisir sebanyak 60 lubang. Apabila setiap lubang dicucuk 2 helai benang lusi, maka kerapatan benang. Lusinya adalah 60 helai per inch.
2. Cara memeriksa kondisi gun, dropper dan sisir tenun
Gun, dropper dan sisir tenunn, sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu kondisinya. Kondisi gun, dropper dan sisir tenun akan mempengaruhi kelancaran jalannya mesin tenun dan akan mempengaruhi mutu kain yang dihasilkan.
Berikut cara memeriksa kondisi gun, dropper dan sisir tenun.
a. Memeriksa kondisi gun dan dropper
· Periksa apakah kondisi gun dna dropper, apakah masih bisa digunakan (tidak korosi)
· Periksa lubang mata gun dan berat dropper, apakah sudah sesuai dengan nomor benang lusi yang akan dicucuknya kepadanya.
· Apabila kondisi kawat gun dan dropper sudah korosi dan tajam dibeberapa bagian kurang sesuai dengan nomor benang lusinya, sebaiknya kawat gun dan dropper diganti dengan yang baru.
b. Memeriksa kondisi sisir tenun
· Periksa nomor sisir tenun, apakah sudah sesuai dengan kerapatan benang lusi yang diinginkan
· Periksa apakah kondisi sisir tenun, apakah masih bisa digunakan (tidak korosi)
· Periksa lubanh – lubang sisir tenun, apakah tidak korosi, lubang – lubang sisir masih dalam kondisi baik
· Apabila kondisi sisir tenun sudah korosi dan tajam dibeberpaa bagian dan apabila kondisinya kurang baik sebaiknya diperbaiki terlebih dahulu atau diganti dengan yang baru
B. Keterampilan yang diperlukan dalam menyiapkan peralatan pencucukan
1. Keterampilan membaca kartu proses
2. Memeriksa kesiapan peralatan pencucukan
3. Memeriksa gun, dropper dan sisir tenun
4. Melaporkan ketidaksiapan alat
C. Sikap kerja dalam menyiapkan perlatan pencucukan
1. Membaca kartu proses
2. Memriksa kesiapan peralatan pencucukan sesuai SOP
3. Memeriksa gun, dropper dan sisir tenun sesuai SOP
4. Melaporkan ketidaksiapan alat sesuai SOP
Komentar
Posting Komentar