Manufaktur Benang

Memahami proses manufaktur benang
Definisi benang
 Benang adalah jajaran serat serat staple ( serat pendek ) atau filamen , jen alam ( serat panjang ) sintetik yang di gabungkan atau di pintal dengan cara memberikan antihan ( twist ) sehingga menjadi suatu untaian yang kontinu ( panjang terus menerus ).
Klasifikasi benang
Berdasarkan cara pembuatan dan strukturnya, jenis benang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Ø  Benang tunggal (single yarn) : benang yang tersusun (dipintal) dari serat serat staple, kemudian diberi antihan (twist)
Ø  Benang gintir / benang rangkap (ply yarn) : benang yng tersusun dari dua benang tunggal atau lebih, kemudian digintir
Ø  Benang tali (cord yarn) : benang yang terbuat dari dua buah benang tali atau lebih, kemudian digintir lagi
Ø  Benang kabel : benang yang terbuat dari dua buah benang tali atau lebih, kemudian digintir lagi . misalnya tali untuk panjat pinang
Ø  Benang monofilamen : benang yang terbentuk dari satu serat saja dan panjang . misalnya senar
Ø  Benang multifilament : benang yang tersusun dari beberapa filamen dengan gintiran ataupun tanpa gintiran . misalnya benang obras ( warna mengkilat )
Ø  Benang hias (fancy / novelty yarn) : benang yang dibuat dengan efek khusus yang berfungsi sebagai hiasan, misalnya diberi crimp, variasi warna, variasi ukuran, modifikasi kenampakan dengan menyisipkan loop, slub dan lain sebagainya.
Ø  Benang tekstur (textured yarn / bulk yarn) : benang yang dibuat dengan kenampakan keriting, memiliki mulur tinggi, lembut dan pegangan yang rua atau bulky.

Penomoran benang

System penomoran benang barang dibagi menjadi dua, yaitu :
1.       System penomoran langsung (direct system)
System penmoran langsung adalah suatu system penomoran yang dinyatakan sebagai berat per unit panjang . benang yang lebih kasar, lebih berat per unit panjang. Beberapa system penomoran langsung adalah sebagai berikut :
·         Tex : berat (gram) setiap panjan 1000 meter benang
·         Denier : berat (gram) setiap panjang 9000 meter benang ( filamen )
·         (1 denier = 9 tex ­)
Rumus :
n = (s x w)/ L
dimana :
n = nomor benang (tex atau denier)

s = panjang standar (1000 meter untuk tex, atau 9000 meter untuk denier)
w = berat benang (gram)
L = panjang benang (meter)

CONTOH :
Benang 200 tex, artinya benang tersebut mempunyai berat 200 gram setiap panjang 1000 meter. 400 tex, artinya benang tersebut mempunyai berat 400 gram setiap panjang 1000 meter .
Semakin tinggi nomor benang (n), semakin berat benang tersebut. Oleh karena itu, dinamakan sistem penomoran benang langsung.
2.       System penomoran tidak langsung tidak langsung ( indirect system )
System penomoran tidak langsung adalah suatu system penomoran yang dinyatakan sebagai panjang per unit berat . benang yang lebih halus, lebih panjang per unit berat. System penomoran tidak langsung digunakan pada system inggris, kecuali untuk Nm ( system metric tetapi penomoran tidak langsung ( m/g ). System penomoran tidak langsung menunjukkan berapa hank panjang benang setiap berat 1 pound benang. Contoh system penomoran benang yang tidak langsung adalah Ne dan Nm.
Rumus :
 Ne = L / ( s x w )

Dimana
Ne = nomor benang tton
L    = panjang benang (yard)
w  = berat benang (lbs)
S   = hank standar (misalnya 840 yard, untuk benang cotton).
Makin tinggi nomor benang (Ne), makin halus benang tersebut.
Hubungana antara system penomoran metric (Nm) dan penomoran cotton ( Ne ), adalah :
Nm = 1,693 Ne

3.       Urutan proses pembuatan benang
Urutan proses pembuatan benang staple adalah sebagai berikut :

·         Blowing
·         Carding
·         Combing & drawing
·         Roving
·         Ringlebuadidi spinning
·         Winding

Blowing adalah proses pembukaan gumpalan gumpalan serat, pembersihan kotoran yang terdapat pada serat (pada serat kapas, misalnya membersihkan debu, ranting, batang dan biji bijian), pencampuran serat. Hasilnya adalah berupa lap.

Carding adalah proses pembersihan lanjutan, pembukaan gulungan serat agar lebih terbuka dan terurai, pemisahan serat yang panjang  dengan serat yang pendek. Proses ini merubah lap menjadi sliver dengan orientasi ke arah sumbu serat.

Combing adalah proses pemisahan kotoran kotoran, pemisahan serat pendek, pelurusan dan pensejajaran serat. Pada proses ini terjadi penyisiran serat sehingga dihasilkan sliver yang lebih bersih dan sejajar.

Drawing adalah proses penangkapan, penarikan dan peregangan serat serat. Proses ini membuat sliver menjadi lebih rata.

Roving adalah proses penarikan, peregangan agar bahan menjadi lebih kecil sehingga nomor sliver yang dihasilkan sesuai untuk proses selanjutnya. Pada proses roving juga terdapat proses pemberian antihan (twist) untuk menambah kekuatan pada sliver roving. Selanjutnya adalah proses penggulungan, menggulung hasil regangan pada bobbin dengan ukuran tertentu disesuaikan dengan proses di mesin ring spinning.

Ring spinning adalah proses penarikan, pemberian antihan (twist), penggulungan. Hasilnya berupa benang (dapat berupa benang tunggal atau benang gintir).

Winding adalah proses penggulungan benang menjadi bentuk gulungan yang siap untuk dikemas (packing), untuk selanjutnya digunakan pada proses pertenunan.

4.       Metoda pembuatan benang

Metode pembuatan benang dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu pembuatan benang yang berasal dari serat alam, dan pembuatan benang yang berasal dari dari serat buatan. Pembuatan benang yang berasal dari serat alam diantaranya adalah sebagai berikut :
1.       Pembuatan benang (pemintalan) menggunakan metode ring. Pada metode ini serat serat dalam bentuk roving di puntir (twisted) oleh sebuah alat bernama traveler yang berputar di atas ring, yang selanjutnya membentuk benang. Bersamaan dengan itu, benang tersebut digulung di atas bobbin yang berputar yang dipasang pada spindle. 
2.       Pembuatan benang metoda open-end (rotor) spinning. Proses ini dinamakan juga dengan pemintalan rotor. Serat serat dipuntir bersama sama di dalam rotor yang berputar dalam kecepatan tinggi. Serat serat tersebut disuapkan dari samping ke dalamrotor dalam bentuk sliver, yang selanjutnya dipuntir oleh putaran dari rotor yang menghasilkan benang yang digulung pada bobbin.
3.       Pembuatan benang dengan metoda air-jet spinning. Metoda pemintalan ini menggunakan 2 air jet nozzle untuk memuntir dan menyatukan serat serat dalam sliver. Pusaran pusaran angina dalam nozzle berlawanan arah. Nozzle pertama memuntir serat serat pada satu arah dan noizzle yang kedua memuntir serat serat dengan arah yang berlawanan dengan yang pertama. Dalam hal ini tidak ada alat pengontrol antihan (twist) yang diberikan pada benang. Dalam struykturnya benang tidak memiliki twist yang sesunggughnya seperti pada ring spinning.
4.       Pembuatan benang dengan metoda friction spinning. Pada metoda ini serat serat disuapkan kedalam celah (nip) yang terdapat diantara dua buah drum berputar yang berlubang lubang pada permukaannya. Putaran drum memberikan twist dan menyatukan serat serat .
Metoda pembuatan benang yang berasal dari serat buatan adalah proses pembentukan polimer menjadi bentuk serat. Metoda yang digunakan umumnya dikenal dengan teknik  ekstrusi (extrution) . pada metoda ekstruksi ini, cairan/larutan polimer ditekan pada suatu bejana sehingga keluar melalui lubang kecil. Pada umumnya, ukuran lubang spinneret ini adalah dalam skala micron. Bentuk lubang spinneret bermacam macam, tergantung kepada sifat fisik serat yang diinginkan.

Dari cara pencairan dan pemadaman kembali polimer pada pembuatan serat buatan, dikenal tiga macam cara pembuatan serat, yaitu :

1.       Pemintalan leleh
Pemintalan leleh dilakukan dengan cara memanaskan polimer dalam bentuk chips dalam suatu hoper pada temperature lelehnya. Lelehan polimer kemudian ditekan dengan proses ekstrusi ataupun dengan bantuan gear pump hingga keluar melalui lubang spinneret di dalam spinneret pack.
2.       Pemintalan kering
Pemintalan kering dilakukan untuk bahan baku serat yang tidak dapat dilelehkan. Larutan polimer di semprotkan  melalui lubang spineret yang berada di ruang pemanas, sehingga begitu keluar dari lubang spineret
Pelarut akan menguap akibatnya filament memadat karena hilangnya pelarut. Pada saat keluar dari lubang spineret filamen yang akan memadat ditarik oleh pasangan rol, sehingga terjadi pertambahan panjang atau pengecilan diameter . variasi penarikan yang dilakukan selama filamen didalam ruang pemanas tidak sebesar pada pemintalan leleh, sehingga variasi kehalusan filamen yang dihasilkan tidak semata mata ditentukan oleh variasi kecepatan rol penarik melainkan juga dipengaruhi oleh besar kecilnya lubang spineret.
3.       Pemintalan basah

Pemintalan basah dilakukan pada serat yang berbahan baku sukar untuk dilelehkan, dan pelarut yang digunakan sukar untuk diuapkan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMAHAMI PROSES MANUFAKTUR BENANG

Pencucukan Benang Lusi

MEMAHAMI PROSES MANUFAKTUR KAIN