MENYIAPKAN PROSES PENGANJIAN

MENYIAPKAN PROSES PENGANJIAN


1.      Pentingnya penganjian
Meskipun kualitas dan karakteristik benang lusi yang berasal dari proses pengelosan dan proses penghanian cukup baik, benang – benang tersebut belum cukup kuat untuk langsung digunakan pada proses pertenunan. Proses pertenunan memerlukan benang lusi yang kuat, halus dan elastis atau tahan terhadap perlakuan – perlakuan tertentu. Untuk mendapatkan sifat- sifat seperti ini, diperlukan kanji (size) untuk melindungi atau melapisi benang lusi sehingga siap digunakan pada proses pertenunan. Proses pelapisan benang lusi dengan kanjiu tersebut dinamakan proses penganjian (sizing/slashing). Penganjian bukan memberikan nilai tambah dalam proses pembuatan kain tenun. Ini disebabkan karena, setelah kain ditenun, material kanji yang menempel pada benang akan dihilangkan dari kain ketika proses penyempurnaan kain, yang dinamakan proses penghilangan kanji.

Adapun tujuan utama proses penganjian adalah utamanya untuk menambah kekuatan
a.       Meningkatkan kekuatan benang
b.      Mengurangi bulu-bulu pada permukaan benang yang dapat menimbulkan masalah pada proses pertenunan
c.       Meningkatkan ketahanan gosok antar benang dan benang dengan bagian bagian mesin
d.      Mengurangi fly waste selama proses pertenunan, terutama untuk mesin tenun kecepatan tinggi

Tujuan akhir dari penganjian adalah menghilangkan atau mengurangi putus benang lusi selama proses pertenunan. Putus lusi disebabkan tegangan yang tinggi selama proses pertenunan atau bisa juga karena kekuatan benang yang rendah, tegangan yang tinggi pada benang lusi disebabkan karena pembukaan mulut lusi yang besar, kurangnya kompensasi terhadap tegangan itusendiri, pengetekan dan penguluran yang kurang. Sambungan – sambungan benang, benang menyilang dan gesekan yang tinggi juga menyebabkan munculnya tegangan.

Perlu diingat bahwa hanya benang lusi yang perlu dikanji. Hal ini disebabkan karena, seperti sudah dijelaskan sebelumnya, benang – benang lusi mengalami perlakukan yang lebih kasar disbanding dengan benang pakan selama proses itu, benang pakan tidak perlu dikanji dan tidak perlu mendapat perlakukan khusus.

Jika penganjian tidak dilakukan dengan baik, serat serat bulu yang panjang akan saling membelit diantara benang benang tersebut sehingga menyebabkan benang benang lengket satu sama lain. Hal ini akan merusak lapisan kanji ketika benang benang yang lengket tersebut dipisahkan kembali oleh rol pemisah yang terdapat pada mesin kanji sehingga akan mengurangi kekuatan dan menyebabkan putus benang. Serat serat harus kompak dan menyatu sehingga bulu bulu tidak timbul selama pertenunan berlangsung.

Pemahaman pentingnya penetrasi kanji, lapisan kanji, bulu bulu benang, mulur benang, dan ketahanan gosok benang adalah penting untuk melakukan proses penganjian yang baik. Suatu hal yang penting bahwa lapisan kanji harus melapisi permukaan benang tanpa penetrasi yang berlebihan terhadap benang, sebab jika material kanji dipenetrasi terlalu dalam ke dalam benang, maka pada saat proses penghilangan kanji tidak dapat dilakukan dengan sempurna. Oleh karena itu, penetrasi yang tidak terlalu dalam dapat diberikan untuk memperoleh daya rekat lapisan kanji untuk menghindari rontoknya kanji.

Berikut istilah- istilah yang sering digunakan dalam penganjian :
·         Konsentrasi kanji : kandungan masa kanji kering dalam pasta kanji
·         Size take – up (size add-on) : massa pasta kanji yang terambil dari size box setiap unit berat benang tidak dikanji kering oven
·         Persentase kanji : massa kanji kering oven per unit berat benang tidak dikanji kering oven
Meskipun penganjian dilakukan untuk meningkatkan kekuatan benang, tetapi untuk benang yang sudah mempunyai kekuatan yang baik seperti benang filament masih memerlukan proses penganjian. Ini disebabkan karena penganjian dapat mencegah pecah/ rusaknya benang filament terus- menerus yang twist-nya rendah. Disamping itu melindungi benang dari gesekan dengan elemen mesin, yang mengarah kepada rusaknya benang dan putus benang.


MESIN KANJI

Mesin kanji digunakan untuk melapisi benang dengan lapisan kanji. Mesin kanji yang pertama dibuat tahun 1803 di inggris. Bagian bagian utama dari mesin kanji adalah:  creel, size box, unit pengering, beaming dan berbagai peralatan pengontrol.
Ø  Size box bisa dikatakan merupakan bagian yang paling penting dari mesin kanji. Selama proses penganjian, benang benang lusi dilewatkan melalui size box yang berisilarutan panas atau campuran zat zat kanji. Benang benang  yang melewati size box tersebut membawa sejumlah larutan kanji yang menempel pada benang,
Ø   kemudian diperas oleh squeezed roll agar kanji menyerap dan tidak tahu banyak menempel. Penggunaan jenis rol pemeras ini, single atau double immertion roll dan single squeeze atau double squeeze roll tergantung kepada material kanji ( size box ) lebih dari satu.  Umumnya, mesin kanjisingle box mempunyai 2 buah squeezing roll danmesin kanji dengan double box mempunyai single roll dalam tiap tiap bak kanjinya. Perlu diketahui bahwa tekanan rol pemeras harus sama.pemerasan menentukan tingkat size take up-nya. Untuk mendapatkan kandungan kanji yang konsisten, tekanan rol harus disetel dengan wet pick up sekitar 125 – 130 % untuk benang cotton, 110 – 115 % untuk poly/cotton dan 95-115 % untuk polyester. Untuk benang jet spinning dan open-end rata rata size take-upnya sekitar 10-15% lebih encer dari pada benang ring spun. Oleh karena, itu sekitar 10% lebih, air harus ditambahkan untuk mendapatkan size take-up yang sama. Rol rol bawah biasanya dari baja dan rol-rol atas dilapisi dengan karet.

Untuk penganjian benang – benang halus, khususnya benang – benang ring spun yang akan ditenun pada mesin tenun air jet dan benang tekstur dapat digunakan orange peel roll yang dapat menidurkan bulu – bulu pada benang. Besarnya tekanan rol diklasifikasikan, yaitu tekanan konvensional ( mencapai 9 kN atau 2000 lbs ), dan tekanan tinggi (mencapai 90 tekanan medium (mencapai 27 kN atau kN atau 22.000 lbs) .

Parameter-parameter yang perlu diawasi selama proses penganjian adalah homogenitas larutan kanji, kecepatan yang konstan dari mesin kanji, konsentrasi dan viskositas yang konstan dari larutan kanji. Pen-genanggan kanji dan bagian – bagian yang mongering harus dicegah di dalam bak kanji. Temperature dalam bak kanji harus selalu diperiksa untuk mendapatkan size take-up yang diinginkan. Untuk kanji 100% POLYVINYL ALCOHOL (PVA), temperature direkomendasikan sekitar 70-77 °C            (160-170°F). temperature yang konstan dapat diperoleh dengan cara :
1.      Pemanasan langsung dengan menggunakan uap panas yang langsung di injeksikan ke bak kanji
2.      Pemanasan tidak langsung dengan menggunakan uap panas yang disa-lurkan melalui pipa-pipa sekeliling dinding bak kanji.

Untuk membuat larutab  kanji digunakan peralatan pemasaka yang dilengkapi dengan peralatan pengaduk agar campuran kanji  menjadi rata. Tepung kanji dari bak penampung, karung ataupun kantong besar (sack) ditimbang terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke peralatan pemasak kanji.
Saat ini, mesin penganjian modern dapat langsung  melaksanakan penganjian secara otomatis. Perangkat software digunakan untuk menghitung secara langsung besaran – besaran kanji yang diingkan sesuai dengan berat benang lusi yang akan dikanji . system control dan pengukuran kanji digunakan untuk mengukur dan menghitung parameter – parameter penganjian secara otomatis sebagai ganti uji laboratorium yang memerlukan waktu yang cukup lama. Berdasarkan parameter – parameter hasil perhitungan, tekanan squeezing pada kecepatan normal dan creep speed dikontrol melalui computer. Alat ukur byrometer mengukur kekentalan campuran dan mengontrol supply bahan – bahan kanji, agar tingkat penganjian benang lusi, konstan.
Campuran kanji dinamakan larutan kanji (size liquor). Konsentrasi larutan dan jumlah air yang diserap oleh benang lusi setelah melewati squeezing roll dapat diukur dengan menggunakan microwave measuring head,yang hasilnya menunjukkan tingkat penganjian. Tingkat penganjian dapat dihitung sebagai nilai relative. Jika tingkat penganjian yang diukur berbeda dengan data yang di-set, tekanan squeeze dalam bak kanji dapat diubah melalui perlatan pengontrol. Tekanan squeeze disesuaikan juga dengan kecepatan penganjian.
Mesin mesin tenun kecepatan tinggi mensyaratkan bulu – bulu benang lusi seminimal mungkin. Selama proses penganjian, bulu bulu benang dipengaruhi oleh jarakantar benang – benang yang berdekatan / berimpit dalam bak kanji dan metoda pengeringnya.

Dalam praktik, digunakan okupasi bak kanji (size box occupation) untuk menentukan kerapatan benang (yarn spacing).

“Jumlah benang per satuan panjang” adalah jumlah benang yang menempati satuan panjang tertentu saat diletakkan berjajar satu sama lain “ jarak antar piringan beam saksi” adalah sama dengan ruang kerja dalam bak kanji yang juga sama dengan labar jajaran benang.
Setelah melewati bak kanji, benang dilewatkan ke bagian pengering. Benang kanji yang masih basah dikeringkan dengan menggunakan udara panas, radiasi inframerah atau silinder pengering. Sistem silinderpengering digunakan dengan cara mengalirkan uap panas ke dalam rol – rol yang terdapat dalam silinder pengering tersebut. Kadang kadang digunakan kombinasi system pengeringan pada mesin yang sama. Kadang – kadang, untuk penganjian benang filament, benangb kanji yang masih basah mengalami pengeringan awal terlebih dahulu (pre-dried) dengan menggunakan udara panasatau sinar inframerah dan selanjutnya dikeringkan oleh silinder – silinderpengering. Ada berbagai variasi disain silinder pengering yang dapat digunakan untuk memberikan efek pengeringan benang yang lebih efisien.
Pada metoda pengeringan yang atas, benang lusi dibagi menjadi dua bagian yang mengalami pengeringan awal  (pre – dried) terpisah sebelum mengalami pengeringan bersama – sama pada silinder pengeringan di depannya yang menyatukan kembali kedua lapisan benang lusi tersebut. Pada gambar metoda pengeringan yang tengah, masing masing benang lusi mengalami pengeringan awal setelah melewati bak kanji sebelum akhirnya dikeringkan bersama – sama pada silinder selanjutnya. Pada gambar metoda pengeringan yang bawah, benang benang lusi dibagi ke dalam dua kelompok (wet split) setelah melewati bak bak kanjinya masing-masing setelah masing- masing mengalami pengeringan awal, keempat kelompok benang lusi tersebut disatukan kembali dan akhirnya mengalami pengeringan akhir bersama – sama. Mengacu pada hakekat penganjian, benang – benang  lusi dapat lengket satu sama lain setelah keluar dari silinder pengering. Oleh karena itu, benang –benang tersebut dipisahkan menjadi bagian – bagian individu dengan menggunakan batang pemisah. Pertama, lapisan- lapisan benang individu dengan menggunakan batang pemisah.Pertama, lapisan – lapisan benang lusi dari masing – masing beam seksinya dipisahkan diikuti pemisahan oleh pin-pin yang terdapat pada sisir ekspansi untuk memisahkan benang – benang dan lembaran jajaran benang – benang lusinya, kemudian benang – benang tersebut digulung ke dalam beam tenun.Pengaturan beam pada creel biasa dilakukan dengan dua cara :a.       Dikelompokkkan menjadi 2, 4, 6, atau 8 beam per kelompok, terdiri dari satu hingga empat kelompok.
b.      Ditumpu, dengan pengaturan dua tingkat.
 Beberapa model mesin kanji dapat menampung beam hingga 24 beam. Beam – beam tersebut dapat dikontrol secara berkelompok atau individual. Pengulurnya bisa beam per beam, penguluran perkelompok atau keseluruhan beam. Mesin kanji dikelompokkan berdasarkan metoda pengeringannya. (silinder pemanas, ruang pemanas atau infrared) atau tergantung kepada metoda penyuapan benangnya (single end, direct dan indirect). Pada penganjian per helai (single-end), benang – benang disuapkan langsung ke bak kanji dari bobbin benang. Creel yang digunakan untuk penganjian “single end” biasanya digunakan untuk penganjian dengan jumlah benang sedikit. Pada penganjian langsung, benang disuapkan ke bak kanji dari single creel beam ataau beam hani. Pada penganjian tidak langsung (indirect), benang – benang lusi yang berasal dari beberapa beam hani (beam seksi) digabung dan digulung menjadi satu beam tenun (weaver’s beam). Dimungkinkan juga untuk menarik benang benang lusi dengan kombinasi dari creel gulungan benang dan beam lusi secara bersamaan. Pemilihan mesin kanji yang digunakan tergantung pada beberapa factor, termasuk spesifikasi benang lusi, persyaratan pertenunan dan volume produksi. Kapsitas produksi (output) mesin kanji ditentukan oleh ukuran peralatan pengeringnya.Kualitas kain tenun tergantung kepada seberapa besar perhatian yang diberikan kepada kualitas dari persiapan benang lusi. Agar selama pertenunan tidak banyak kesulitan, penganjian lusi yang baik adalah serat keharusan. Penganjian yang jelek dapat meningkatkan stop mesin yang tentunya akan meningkatkan cost pertenunannya.

3.      BAHAN KANJI

Polimer yang umum digunakan pada proses penganjian. Polimer polimer ini ada yang berasal dari bahan bahan alam da nada juga yang berasal dari sintesis. Bahan yang berasal dari bahan bahan seperti kanji tepung (stretch) dan turunan – turunan selulosa. Polimer sintesis merupakan turunkan dari minyak bumi seperti polyvinyl alcohol (PVA). Polimer vinyl lainnya seperti acrylate dan acryla-mide atau polimer – polimer adisi seperti resin polyester. Salah satu persyaratan utama dalam memilih bahan kanji adalah daya rekatnya terhadap serat. Serat- serat dan material kanji yang mempunyai kesamaan sifat akan memiliki daya rekat yang baik. Misalnya, kanji (starch) dan cotton mempunyai daya rekat yang baik disebabkan karena keduanya memiliki struktur selulosa. a.       Kanji Tepung (starch)

Starch merupakan kanji yang paling tua yang digunakan dalam penganjian serat serat selulosa. Starch juga paling banyak  digunakan di seluruh dunia karena harganya murah dan mudah diperoleh. Di Amerika Serikat, kebanyakan menggunakan kanji jagung (cornstarch) yang diturunkan dari jagung biji kuning. Di Eropa, kanji kentang lebih popular. Kanji tepung kentang yang digunakan di Amerika umumnya berasal dari impor . kanji- kanji yang lain juga banyak digunakan dibeberapa tempat di belahan dunia. Sebagai contoh, kanji yucca masih digunakan di Amerika Tengah dan di wilayah tertentu di A merika Selatan, Afrika Barat dan Asia, kanji- kanji yang berasal dari akar- akaran, seperti kanji tapioca dan tepung singkong (manioc) yang masih sering digunakan di Brazil dan Thailand dan kanji beras yang digunakan di beberapa wilayah Timur Jauh. Penganjian – penganjian tertentu mensyaratkan penggunaan kanji tertentu. Di perkirakan bahwa penggunaan kanji jagung akan meningkat seiring dengan meningkatnya harga kanji-kanji lain. Masing – masing kanji memiliki karakteristik unik , memperlihatkan kurva kekentalan (viskositas) dari beberapa kanji, masing – masing kanji mempunyai variasi sifat yang berbeda sesuai dengan  berat molekulnya masing- masing. Modifikasi secara kimia dapat mengubah variasi-variasi suifat. Modifikasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas, persentuhan lapisan kanji pada benang (film forming), daya rekat terhadap serat  polyester dan daya larut dalam air. Golongan kanji jagung yang paling banyak digunakan secara luas adalah :·         Acid Peart (unmodified)
·         Modified (viscositas rendah)
·         Oxidized (viscositas rendah)
·         Hydroxy ethylated (perubahan kimia)
·         Carboxymethylated (perubahan kimia)
·         Penflex (reaksi kimia)
·         Gums (larut dalam air dingin)
Pearl atau kanji yang tidak dimodifikasi merupakan kanji murni dan harganya paling murah yang berasal dari biji Jagung langsung. Mempunyai viskositas yang tinggi dan cenderung membentuk gel kalau diinginkan. Fleksibilitas film, kekuatan dan mulurnya rendah, mudah patah dan pecah jika ditekuk dan daya rekatnya rendah terutama untuk serat polyester. Supaya menjadi kanji acid modified dan oxidized yang viskositasnya rendah, kanji  pearl dipecah dengan menggunakan asam atau oksidasi, yang akan mengurangi viskositas kanji. Dalam praktik, dipakai istilah “fluidity” atau keenceran untuk menunjukan viskositas kanji, yang merupakan lawan dari “viscosity”. Kanji yang tidak dimodifikasi (unmodified pearl starch) mempunyai fluidity nol. Ketika nilai fluidity naik, kandungan kanji pada benang menjadi menipis/ berkurang, kanji dengan fluidity 90 sama encernya dengan air. Meskipun kanji acid modified dan oxidized mempunyai viskositas yang lebih baik daripada kanji pearl, sifat melapisi hanya sedikit lebih baik dari kanji pearl (murni). Kanji pearl, acid modified dan oxodozed memerlukan enzyme untuk menghilangkannya. Untuk mendapatkan sifat daya rekat dan fleksibilitas yang diinginkan, kanji hidroxyethy harus dikembangkan lagi dengan modifikasi secara kimia. Penambahan zat kimia tertentu meningkatkan daya rekat lapisan (film strength), fleksibilitas dan daya larut, dan daya rekat yang lebih baik terhadap serat  polyester. Kanji kanji hidroxy ethylated dapat dihilangkan dengan air panas, tidak memerlukan enzyme, untuk mengurangi cost, kanji – kanji dapat diperoleh dengan mereaksikan bahan polimer sintetis ke dalam tepung kanji (starch backbone), kanji yang dihasilkan bereaksi setelah dicampur dengan PVA. Lapisan kanji pendflex tembus pandang  (transparan), mempunyai daya rekat yang baik untuk serat polyester, daya lapis dan fleksibilitas yang baik, juga mudah dihilangkan hanya dengan menggunakan air panas tanpa menggunakan enzyme. Terdapat dua jenis struktur rantai dalam partikel kanji; lurus dan bercabang. Umumnya, sekitar 25% struktur rantai adalah lurus yang terdiri dari molekul- molekul glukosa (amylose) dan sisanya adalah struktur rantai bercabang (amylo-pectin), harus dimasak pada temperature mendidih untuk melepaskan rantai ikatan dalam partikel sehingga menjadi campuran kanji yang homogen. Monomer kanji, yang merupukan penyususn struktur rantai, identic dengan selulosa., oleh karena itu, daya rekat antara lapisan kanji dan serat – serat kapas, viscose, linen atau serat selulosa lain beserta campurannya, cukup baik. Perbandingan antara struktur rantai polimer selulosa dan struktur rantai kanji. Unit – unit  polimer – polimer glukosa berdempetan satu sama lain.Penurunan kanji ditentukan melalui pengukuran peningkatan viskositas ketika larutan kanji didinginkan dari 95°C hingga 50°C. amylose adalah penyebab utama proses penurunan kanji; amylopectin sedikit mengalami penurunan. Kanji – kanji cereal (seperti; jagung, gandum, beras), mengalami penurunan lebih cepat daripada kanji kentang (potato) dan umbi jalar (root). Penurunan kanji lemak sangat lambat. b.      Polyvinyl Alkohol (PVA)

PVA merupakan bahan kanji terbesar kedua yang banyak digunakan dalam penganjian. PVA banyak digunakan untuk penganjian benang – benang sintesis, seperti polyester dan campuran polyester/ cot-ton. Juga cocok untuk penganjian wool konvensional yang memerlukan temperatur penghilangan kanji yang rendah. Daya rekat lapisan film PVA kuat, tahan terhadap gesekan, mudah dihilangkan kanjinya dalam air panas. Kekuatannya lebih tinggi dibanding dengan menggunakan tepung kanji dan juga lebih fleksibel daripada kanji – kanji standar lainnya. PVA sedikit mengalami penurunan dalam bak kanji dibanding kanji pearl atau kanji acid modified. PVA dapat menimbulkan busa dalam bak kanji sehingga harus dikontrol dengan menambah zat penghilang busa. Ketika menggunakan PVA, mesin kanji harus tetap jalan dengan kecepatan perlahan – lahan walaupun pada saat doffing untuk menghindari timbulnya “skin” atau kerak dalam bak kanji. Jika silinder pengeringnya tidak dilapisi dengan anti lengket, PVA tersebut dapat lengket membentuk kerak pada silinder . PVA merupakan kanji yang terlalu kuat untuk beberapa aplikasi penganjian. Oleh karena itu, polimer pembentuk lapisan film yang lebih lemah seperti kanji tepung ditambahkan untuk memodifikasi campuran, juga tentunya mengurangi cost, karena PVA lebih mahal daripada kanji tepung. PVA disintesa dari minyak bumi, sifat – sifat tertentu dapat disisipkan ke dalam molekulnya seperti hydrolysis dan viscosity. PVA disintesa dari polyvinyl acetat dan  dapat dibuat dengan tingkatan – tingakatan berbeda. Jumlah gugus hydroxyl (OH) menentukan sifat hydrolysis dari PVA .Ada empat tingkatan hydrolisys :a.       Super (+99%)
b.      Full (+98-99%)
c.       Intermediate (94-98%)
d.      Partial (86-90%)
Jika gugus acetate dikeluarkan dari rental vinyl setelah proses polimerisasi, makan akan diperoleh katagori PVA dengan nama “fully hydrolyzed”. Perbedaan tingkatan hydrolysis menambah perbedaan sifat – sifat PVA hasilnya. Umumnya, PVA dengan intermediate atau partial hydrolysis digunakan dalam penganjian tekstil. PVA juga dapat dico-poli-merisasi bersama dengan methyl metha-crylate di antara gugus comonomer lainnya, hal ini memberikan sifat-sifat penganjian yang unik dan meningkatkan stabilitas kanji. Ketika berat molekul meningkatk, viskositas PVA meningkat. Terdapat tiga tingkatan viskositas dari PVA. Tinggi (25 cps), medium (15 cps). Umunya viskositas medium yang banyak digunakan dalam penganjian tekstil. Pada penganjian dengan PVA, kebanyakan komposisinya sama untuk semua benang yang berasal dari berbagai metoda pemintalan, misalnya benang ring spinning, open-end, dan jet spinning. Untuk mesin tenun dengan kecepatan mencapai lebih dari 800 rpm, direkomendasikan komposisi PVA-nya yang memiliki kekuatan tinggi dan tahan terhadap gosokan. Tingkat kekompakkan benang kanji perlu diatur untuk mengatasi wet pick up yang terlalu tinggi. Untuk bennag ring, wet pick up 125 %, 130 – 140% untuk benang open – end dan 135 – 145% untuk benang jet spinning. PVA, sebagai material kanji, mulai popular sekitar tahun1960-an dengan makin meningkatnya pemakaian benang campuran cotton/polyester. Pemakaian PVA  dalam penganjian berkembang terus ke seluruh dunia. Di Eropa Barat, beberapa Negara telah melarang penggunaan PVA sebagai material kanji dengan alas an mencemari lingkungan. c.       JENIS KANJI LAINNYA

Seperti sudah dijelaskan, material kanji yang paling banyak digunakan adalah starch dan PVA. Tetapi, material lainjuga sudah dikembangkakn dan digunakan untuk tujuan – tujuan tertentu. Sejak dulu sudah digunakan Carb0 – xymethyl cellulose (CMC) sebagai bahan kanji. Kelemahan bahan kanji ini adalah sulit untuk membuat larutan kanji yang homogeny. CMC mempunyai daya rekat yang baik untuk cotton. Kekuatan lapis film dan ketahanan gosoknya cukup.Kanjinya dengan mudah dapat dihilangkan karena mudah larut dan dipisahkan dalam air. Juga kaddar polusi Biological Oxygen Demand (BOD) rendah. Meskipun begitu, CMC kalah penggunaannya dengan PVA.Kanji yang bahan dasarnya polyacrylic acid (polyacrylates dan polyacrylamides) digunakan untuk mengkanji serat – serat yang tidak menyerap air (hydrophobic fiber) dan campurannya seperti nylon, acrylics, acetate, polyester dan lain-lain disebabkan daya perekatnya yang baik. Kanji – kani ini dapat dibuat dengan sifat bahan terhadap air sehingga biasanya digunakan pada mesin tenun water jet. Kanji polyester yang dapat didispersi air (water dispersable (WD) polyester sizes) selama ini telah digunakan untuk mengkanji benang filament dan juga sebagai bahan perekat pada penganjian benang spun. Polyester resins dibuat dari daur ulang polyethylene terephthalate (PET). Saat ini dikembangkan polyester yang mempunyai sifat seperti pelumas yang dapat meningkatkan kekuatan lapisan kanji.Dikatakan bahwa polyester yang dikembangkan dengan teknologi baru dapat bersinergi dengan lapisan kanji (size film) dan cenderung tahan terhadap gosokan yang lebih baik dari sekelas kanji lemak.d.      Pemulas dan zat pembantu

Pada proses penganjian, bahan pelumas dan zat pembantu lainnya ditambahkan terhadap campuran kanji . bahan pelumas selalu ditambahkan untuk meningkatkan ketahanan gosok benang terutama pada mesin tenun rapier dan proyektil. Pelumas dengan anti – sticking agents (lecithin) mencegah terjadinya lengketan – lebgketan/ kerak PVA pada silinder pengering.zat pengemulsi ditambahkan pada lemak (wax) untuk meningkatkan desizability. Paraffin atau gliserin ditambahkan untuk menegeraskan lemak dan melumasi benang dengan lebih baik. Tetapi jika bahan – bahan pelumas tersebut tidak dapat dihilangkan dengan baik selama proses penyempurnaan, maka dapat menyebabkan masalah dalam proses selanjutnya seperti di bagian heatsetting atau pencelupan (dying).Seperti halnya jenis kanji, jenis pelumas yang digunakan di seluruh belahan dunia juga bermacam – macam. Di Amerika, gajih (tallow) yang berasal dari lemak, banyak digunakan secara luas. Dasarnya merupakan hydro-genated tallow glycerides (HTG) dan tallow yang diputihkan (bleached tallow). Kandungan lemak sekitar 4-12 % dan umumnya dalam praktik sekitar 7 – 8 %. Lemak juga terdiri dari berbagai tingkatan . sebagian orang percaya bahwa lemak sebenarnya mendegredasi lapisan kanji dan mengurangi kekuatan Tarik dan fleksibilitas benang. Di pasaran international, paling banyak dijual pelumas sintetis. Hal ini berhubungan dengan proses penyempurnaan selanjutnya, khususnya di Eropa dimana banyak pabrik mengalami masalah dengan kualitas sehubungan dengan penghilangan lemak tallow dalam proses penyempurnaan kain. Di Amerika banyak pabik menggunakan caustic untuk melemahkan lemak sehingga mudah dihilangkan. Di Eropa, banyak pabrik beranggapan bahwa lemak ikut hilang selama proses penghilangan kanji dengan menggunakan air atau enzyme. Di Amerika, penggunaan pelumas sedikit, seperti polyethylene glycol (PPG) dan polypropylene (PPG). Harga merupakan factor utama yang membatasi penggunaan lemak – lemak sintetis secara lebih luas. Penambahan apa yang diperlukan untuk kain tersebut. Zat – zat pembantu ini seperti penjaga kelembaban (humectants), binders, preservatives (jika benang lusi dan kain tenun akan disimpan dalam jangka waktu lama), penetrating agents (untuk penetrasi kanji ke dalam benang), viscosity modifiers, weighting agents (agar kain lebih berat, biasanya digunakan  pada kanji ke dalam benang), viscosity  modifiers, weighting agents (agar kain lebih berat, biasanya digunakan pada kain- kain hasil proses pertenunan), anti-mildew, anti-skin, dan lain- lain.Bahan – bahan pelembut seperti pelumas, sabun dan lemak (waxes) biasa digunakan untuk membuat benang menjadi cukup elastis dan juga mencegah terjadinya cracking kanji selama pertenunan berlangsung.Zat pelembab (humectants), seperti urea, gula dan dlycerin, digunakan untuk menjaga kandungan uap air dalam benang kanji. Uap air menyebabkan  benang kanji lebih fleksibel dan tidak getas. Kandungan kanji yang tinggi pada beanng dapat menyebabkan getasnya lapisan kanji yang dapat menimbulkan masalah pada saat pembentukan mulut lusi (shedding). Tingkat kebasahan tergantung pada kanji yang digunakan, mutu dan kondisi pengerjaannya. 4.      Cara pembuatan larutan kanji

Untuk proses penganjian dengan mesin, biasanya dilengkapi dengan peralatan pemasak kanji. Mesin yang digunakan terdiri dari dua unit :1.      Unti proses pemasak kanji
2.      Unit proses penganjian
Untuk proses penganjian dengan mesin, biasanya dilengkapi dengan peralatan pemasak kanji. Mesin yang digunakan terdiri dari dua unit :3.      Unti proses pemasak kanji
4.      Unit proses penganjian
 1)      Unit pemasak kanji
 Untuk mempersiapkan larutankanji yang siap digunakan dalam proses penganjian, bahan – bahan kanji yang ditentukan dalam resep perlu dimasak terlebih dahulu. Macam serat benang yang akan dikanji sangat mempengaruhi terhadap pilihan macam bahan kanji yang digunakan, lama pemasakannya dan temperatur yang digunakan dalam proses penganjian.Sampai saat ini ada dua mesin pemasak kanji yang dikenal :a.      Mesin pemasak terbuka

Pada alat pemasak ini, proses pemasakan dan pencampuran bahan dilakukan pada alat yang sama, dimana unit ini terdiri :·         Clay pan
·         Mixing cistern
Clay Pan biasanya mempunyai kapasitas relatip lebih kecil dari pada Mixing Cistern dan digunakan untuk mencampur bahan – bahan kanji yang sukar larut dalam air (lemak).Untuk mendapatkan larutan kanji yang homogeny, lemak perlu dicampur dalam suatu kondisi tertentu dengan sebagian bahan lainnya, dan baru kemudian secara keseluruhan campuran ini dimasukkan ke dalam Mixing Cistern . pada Mixing Cistern seluruh kanji baik yang dari Clay Pan dan sisa lainnya diaduk dan dimasak/dipanaskan, sampai diperoleh larutan kain yang siap digunakan untuk proses penganjian lusi. Untuk pemasakan tersebut, unit ini biasanya dilengkapi denganperalatan :1.      Alat pengaduk
2.      Pipa – pipa uap
3.      Condensor
4.      Thermostat
 b.      High preassure coocker/jet cooker2

Perkembangan dari peralatan pemasak kanji ialah usaha untuk mempercepat waktu pemasakan dengan menghasilkan larutan kanji yang sempurna untuk digunakan dalam penganjian benang lusi. High Preassure Coocker ditemukan untuk maksud tersebut dengan cara memisahkan proses pencampuran bahan kanji dan pemasakannya. Mesin ini biasanya terdiri dari unit :1.      Clan Pan
2.      Mixing Cistern
3.      High Preassure Cooker
Larutan kanji mentah dari Caly Pan dan Mixing Cistern yang sudah tercampur dengan baik, dimasukkan  ke dalam High Preassure Cooker untuk dimasak pada tekanan dan temperature yang tinggi. Dengan cara ini, waktu pemasakan akan sangat dihemat.2)      Pembuatan Larutan Kanji
Proses memasakPada Clay Pan :·         150 air dimasukkan
·         Diaduk
·         25 kg tapioca dimasukkan, dan diaduk terus selama 15 menit
·         Dipanaskan hingga mencapai temperatur mendidih selama 10 menit
·         Pengadukan  diteruskan selama 5 menit dan lemak dimasukkan
·         Aduk selama 10 menit
·         Turunkan temperature menjadi 80°C
·         Campurkan dengan kanji pada bak pemasak
Pada bak pemasak·         Air 300 liter dimasukkan
·         Diaduk dan tapioca dimasukkan sedikit demi sedikit
·         Teepol dimasukkan dan diaduk terus selama 10 menit
·         Turunkan temperature 80°C
·         Dicampurkan isi dari Clay Pan
·         Semuanya diaduk dan pemanasan diteruskan dalam keadaan mendidih, sampai diperoleh larutan kanji dengan viskositas yang stabil
 Proses menganji
·         Panaskan kedua bak hingga mencapai temperatur 85°C - 94°C
·         Stel tekanan Squeeging Roll sesuai dengan persentase kandungan kanji yang diharapkan
·         Stel tinggi kedalaman dari rol imersi
·         Jaga panas ruang pengeringan ± 100 - 120°C
·         Kontrol kecepatan agar kontinyu pada kecepatan 25 m/menit
·         kontrol persentase kanji setiap beam tenun
 
 
B.  Keterampilan yang diperlukan dalam menyiapkan proses penganjian
a)      Membaca kartu proses
b)      Memeriksa kesiapan peralatan mesin sizing dan larutan kanji
c)      Memeriksa kesiapan mesin
d)     Menyiapkan beam benang yang akan dikanji
e)      Menyiapkan beam kosong
f)       Menyiapkan bahan baku kanji
g)      Membuat larutan kanji
C. Sikap kerja dalam menyiapkan proses penganjiana)      Menerapkan pembacaan kartu proses dan resep kanji sesuai SOP
b)      Menerapkan pemeriksaan kesiapan mesin sizing dan larutan kanji sesuai SOP
c)      Menerapkan pemeriksaan  ketidaksiapan mesin sesuai SOP
d)     Menerapkan penyiapan beam benang yang akan dikanji sesuai SOP
e)      Menerapkan penyiapan beam kosong sesuai SOP
f)       Menerapkan penyiapan bahan baku kanji sesuai SOP
g)      Menerapkan pembuatan larutan kanji sesuai SOP
 
 
 
 
 
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMAHAMI PROSES MANUFAKTUR BENANG

Pencucukan Benang Lusi

MEMAHAMI PROSES MANUFAKTUR KAIN